Karo ku Sayang, Jeruk ku Malang ?


 
Jeruk karo yang telah terkena lalat buah

Sudah hampir 10 tahun, Jeruk Siam Kabupaten Karo (Jeruk Karo) dirundung malang. Jeruk yang menurut masyarakat Karo adalah ‘Harta Karun’ ekonomi keluarga, tak mampu lagi menopang kehidupan petani. Ada yang putus asa hingga menukar jeruk dengan tanaman lain, namun ada pula yang tetap tabah dengan cobaan ini.

Sebelum kemalangan itu datang, kebesaran nama jeruk karo memang tak disangkal lagi. Namun selama ini ada masyarakat yang belum dapat membedakan! Yang mereka tahu kalau jeruk yang dikirim dari Sumatera Utara disebut dengan jeruk Medan, padahal asal jeruk tersebut adalah kabupaten Karo. Ribuan ton jeruk keluar dari Karo menuju ke berbagai daerah di Indonesia termasuk Jakarta.

Tapi sekarang bagaimana? Ibarat kata pepatah yang kita pelesetkan ‘Karo ku Sayang, Jeruk Ku Malang’. Kabupaten Karo dengan dataran tingginya yang mencapai 1600 meter dpl dan sangat cocok ditanami jeruk, tak dapat menolong akibat begitu beratnya serangan hama dan penyakit jeruk. Bahkan, kondisi belakangan semakin parah dengan meletusnya Gunung Sinabung.

Inovasi tiada henti! Mungkin itulah bahasa yang tepat untuk menggambarkan semangat para peneliti, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk membangun kembali kebesaran nama jeruk Karo. Untuk mengawali era kebangkitan itu, BPTP Sumatera Utara menggelar Pelatihan Budidaya Jeruk Mendukung Kegiatan Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Hortikultura di Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Dalam rangkaian kegiatan itu, Tim Jelajah Inovasi yang difasiitasi oleh Kepala BPTP Sumatera Utara, Dr. Andriko Noto Susanto, SP, MP mengerahkan para penelitinya untuk menguak solusi atas masalah jeruk Karo. Peneliti itu adalah Delima Napitupulu, SP, M.Si, dan Palmarum Nainggolan. Tim Jelajah juga diperkuat dengan kehadiran peneliti jeruk dari Balitjestro, Tlekung, Batu Jawa Timur, Dr. Ir. Anang Triwiratno,MP. 

SUMBER : tabloidsinartani.com

Comments

Popular Posts